RANGKUMAN
BAB 3,4 & 5
Bab 3. Inflasi & Perubahan Harga
3.1 . Inflasi Harga Umum
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang.[1] Dengan kata lain,
inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat
harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan
inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara
terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan
untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai
penyebab meningkatnya harga.
3.2 . Terminologi & Konsep Konsep Dasar
Dalam mempermudah dalam pengembangan dan pembahasan mengenai
metodologi dengan melibatkan perubahan harga barang dan jasa perlu mendefinisikan
beberapa terminology dan konsep dasar. Digunakan mata uang dolar sebagai unit
moneter.
– Dolar aktual (A$): Sejumlah dolar yang
berhubungan dengan sebuah arus kas (atau sejumlah arus non kas seperti
penyusutan) sepanjang periode waktu terjadinya arus kas tersebut.
– Dolar Riil (R$): dolar yang dinyatakan dalam
daya beli yang sama selama periode waktu tertentu.
– Tingkat inflasi harga umum (f): sebuah
pengukuranperubahan daya beli dolar selama periode waktu tertentu.
– Tingkat bunga kombinasi (nominal)-I: adalah uang yang
dibayarkan untuk penggunaan modal, biasanya dinyatakan sebagai tingkat nominal
(%) yang memasukan penyesuaian pasar untuk tingkat inflasi harga umum yang
telah diantisipasi.
– Tingkat bunga riil (Ir): uang yang
dibayarkan untuk penggunaan modal, biasanya dinyatakan sebagai tingkat nominal
(%) yang tidak memasukan penyesuaian pasar untuk tingkat inflasi harga umum
yang telah diantisipasi dalam perekonomian.
– Periode waktu dasar (b): periode yang menjadi
referensi atau periode waktu dasar yang digunakan untuk mendefinisikan daya
beli dolar riil (konstan).
·
Beberapa
hubungan dalam analisis ekonomi teknik:
1. Hubungan antara
dolar aktual dengan dolar riil
2. Tingkat bunga yang tepat
untuk digunakan dalam analisis ekonomi teknik
3. Anuitas tetap dan
resfonsif
4. Dampak inflasi harga umum
terhadap analisis setelah pajak
3.3 . Inflasi & Deflasi Harga
Umumnya, inflasi adalah proses
kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus. Dari definisi di
atas maka dapat dikatakan bisa terjadi inflasi harus ada 3 komponen yaitu:
(1) Kenaikan Harga yang berarti
harga saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya
(2) kenaikan harga barang tersebut bersifat
umum, artinya, bahwa semua harga mengalami kenaikan
(3) kenaikan harga berlangsung
terus menerus (tidak terjadi sesaat), misalnya saja dalam periode minimal satu
bulan. Jadi, jika kenaikan harga hanya terjadi pada satu atau dua jenis barang
saja (tidak bersifat umum), atau kenaikan harga hanya terjadi sesaat, maka
kondisi tersebut belum cukup dikatakan telah terjadi inflasi. Kenaikan harga
barang tertentu atau kenaikan harga karena panen yang gagal misalnya, tidak
termasuk inflasi.
Sedangkan deflasi, adalah suatu
periode di mana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi
adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi
terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi
terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar. Salah satu cara
menanggulangi deflasi adalah dengan menurunkan tingkat suku bunga.
3.4 . Strategi Aplikasi
Analisis atau strategi aplikasi
yang memberikan hasil cukup baik dalam praktek engineering adalah dengan
menggunakan analisis dolar aktual , baik analisis sebelum maupun setelah pajak.
Strategi ini memberikan informasi tambahan yang sangat berguna. Dengan beberapa
organisasi, metode analisis tertentu dapat lebih rinci; namun dengan cara
itupun sebuah arus kas dapat dengan mudah dikonversi kesatuan dolar lain
untuk membantu interpretasi hasil.
3.5 . Konsep Kurs Mata Uang
dan Daya Beli
Perubahan kurs dua mata uang adalah
analog dengan perubahan tingkat inflasi harga umu. Hal ini karena daya beli
relative antara kedua mata uang tersebut berubah sama seperti daya beli
relative antara dolar aktual dan dolar riil.
Bab 4. Menghadapi Ketidakpastian
4.1 . Definisi Resiko,
Ketidakpastian & Sensitivitas
A. Resiko
Risiko adalah kata atau kondisi yang hampir selalu
dihadapi dalam hidup, tidak mungkin manusia hidup tanpa risiko, begitu juga
dengan bisnis atau usaha.
Berikut ini hal-hal yang berhubungan dengan risiko adalah
:
·
Ketidakpastian mengenai sesuatu.
·
Kejadian yang tidak diinginkan.
·
Sesuatu yang terjadi diluar tujuan
semula.
·
Kemungkinan terjadinya sesuatu yang
merugikan.
Beberapa cara yang lazim dalam menghadapi risiko :
·
Menghindari risiko (avoiding risk) yaitu
menghindari penyebab timbulnya resiko.
·
Mengurangi risiko (reducing risk) yaitu
memperkecil kemungkinan /probabilitas untuk terjadinya risiko tersebut atau
memperkecil kerugian atau akibat risiko yang mungkin terjadi.
·
Mengasuransikan risiko (shifting the risk
into an insurance company) yaitu memindahkan resiko yang bakal terjadi ke
perusahaan asuransi.
Dalam menjalankan usaha atau bisnis perusahaan,
manajemen dalam menghadapi risiko dapat menentukan sikap terhadap risiko
tersebut, yaitu :
·
Menghindar dari risiko (risk avers),
perusahaan akan menghitung mana yang lebih besar antara risiko dan harapan
keuntungan. Bila risiko ternyata lebih besar dari keuntungan, maka manajemen
yang masuk kelompok risk averse akan menghindar dari usaha tersebut
·
Netral terhadap risiko (risk neutral)
yaitu sikap rasional dalam menghadapi risiko, bila peluang usaha mempunyai
harapan keuntungan yang bakal diperoleh dan juga peluang risiko mungkinjuga
terjadi.
·
Senang bermain dengan risiko (risk
seeker atau risk lover).
B. Ketidakpastian
Dalam pengambilan suatu keputusan terdapat hal yang
perlu kita ketahui yaitu adanya suatu keputusan yang bersifat pasti dan ada
yang bersifat tidak pasti (certainty dan uncertainty).
Penentuan certainty dan uncertainty sangat terkait dengan
bagaimana suatu kemungkinan kejadian itu dapat diukur (probabilitas).
Probabilitas diistilahkan sebagai pengukuran kuantitas berbagai kemungkinan
kejadian yang tidak pasti.
Pengambilan keputusan yang baik merupakan bagian
vital dari maanjemen yang baik, karena keputusan-keputusan yang menentukan
bagaimana suatu cara organisasi menyelesaikan masalah, mengalokasikan sumber
daya dan meraih sasaran. Dengan demikian setiap manajer harus menajamkan
ketrampilan dalam membuat keputusan. Membuat keputusan bukanlah hal yang
mudah. Keputusan harus dilakukan ditengah berbagai faktor yang terus berubah,
ketidakpastian informasi dan dan aneka pandangan yang bertentangan.
Frank Knight (1922), menggambarkan suatu hubungan
antara risiko dengan ketidakpastian. Knight melukiskan suatu keadaan sebagai
suatu keadaan yang berisiko jika kita dapat menentukan probabilitas obyektif
secara pasti terhadap hasil atau kejadian. Sementara itu, suatu keadaan
dianggap mengandung ketidakpastian jika tidak ada probabilitas obyektif yang
dapat ditentukan. Knight menyimpulkan bahwa
keputusan enterpreneurial dan laba termasuk teori ketidakpastian,
bukan teori risiko.
C. Sensitivitas
Analisis sensitivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat
dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem
produksi dalam menghasilkan keuntungan.
Pada tahap ini, perlu diperhatikan bagaimana
sifat dari masalah yang menentukan pilihan tindakan yang optimal, bagaimana
pengaruh perubahan keadaan-keadaan tertentu terhadap keputusan yang optimal
yang diambil, apakah pilihan tersebut peka terhadap perubahan-perubahan
variabel ekonomi utama yang terabaikan oleh si pengambil keputusan tersebut.
Analisis sensitivitas menjelaskan bagaimana suatu keputusan yang optimal akan
berubah jika fakta-fakta ekonomi utama berubah.
4.2 . Sumber – Sumber Ketidakpastian
Risiko timbul
karena adanya ketidakpastian, yang berarti ketidakpastian adalah merupakan
kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko, karena mengakibatkan keragu-raguan seseorang
mengenai kemampuannya untuk meramalkan kemungkinan terhadap hasil-hasil yang
akan terjadi di masa mendatang. Dimana kondisi yang tidak pasti itu karena
berbagai sebab, antara lain :
·
Tenggang waktu antara perencanaan suatu
kegiatan sampai kegiatan itu berakhir / menghasilkan, dimana makin panjang
tenggang waktunya makin besar ketidakpastiannya.
·
Keterbatasan informasi yang tersedia
yang diperlukan dalam penyusunan rencana.
·
Keterbatasan pengetahuan / kemampuan /
teknik pengambilan keputusan dari perencana.
Secara garis besar ketidakpastian
dapat diklasifikasikan ke dalam:
·
Ketidakpastian ekonomi (economic
uncertainty), yaitu kejadian-kejadian yang timbul sebagai akibat kondisi
dan perilaku dari pelaku ekonomi, misalnya : perubahan sikap konsumen,
perubahan selera konsumen, perubahan harga, perubahan teknologi, penemuan baru
dan sebagainya.
·
Ketidakpastian alam (uncertainty of
nature), yaitu ketidak pastian yang disebabkan oleh alam, misalnya :
badai, banjir, gempa bumi, kebakaran dan sebagainya.
·
Ketidakpastian kemanusiaan (human
uncertainty), yaitu ketidakpastian yangdisebabkan oleh perilaku manusia,
seperti: peperangan, pencurian, penggelapan, pembunuhan dan sebagainya.
4.3 . Metode
nonprobabilitik dalam mengatasi ketidakpastian
Ketidakpastian dapat dianggap sebagai suatu
kekurangan informasi yang memadai untuk membuat suatu keputusan. Ketidakpastian
merupakan suatu permasalahan karena mungkin menghalangi kita dalam membuat
suatu keputusan yang terbaik bahkan mungkin dapat menghasilkan suatu keputusan
yang buruk. Dalam dunia medis, ketidakpastian mungkin menghalangi pemeriksaan
yang terbaik untuk para pasien dan berperan untuk suatu terapi yang keliru.
Dalam bisnis, ketidakpastian dapat berarti kerugian keuangan.
Suatu penalaran dimana adanya penambahan fakta baru
mengakibatkan ketidakkonsistenan, disebut dengan “Penalaran Non Monotonis”.
Ciri-ciri penalaran sebagai berikut :
- mengandung ketidakpastian
- adanya perubahan pada pengetahuan
- adanya penambahan fakta baru dapat mengubah
konklusi yang sudah terbentuk, misalkan S adalah konklusi dari D, bisa jadi S
tidak dibutuhkan sebagai konklusi D + fakta baru untuk mengatasi
ketidakpastian maka digunakan penalaran statistik.
4.4 . Analisis Titik Impas
Analisis
titik impas adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak
mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya. Hal tersebut
dikarenakan biaya produksi sangat berpengaruh terhadap harga jual dan begitu
pula sebaliknya, sehingga dengan penentuan titik impas tersebut dapat diketahui
jumlah barang dan harga yang pada penjualan. Analisis titik impas sering
digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam analisis laporan keuangan.
Dalam
analisis laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus ini untuk mengetahui:
1.
Hubungan antara penjualan, biaya, dan laba
2.
Struktur biaya tetap dan variable
3.
Kemampuan perusahaan memberikan margin unutk
menutupi biaya tetap
4.
Kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan
batas dimana perusahaan tidak
mengalami laba dan rugi
Selanjutnya,
dengan adanya analisis titik impas tersebut akan sangat membantu manajer dalam
perencanaan keuangan, penjualan dan produksi, sehingga manajer dapat mengambil
keputusan untuk meminimalkan kerugian, memaksimalkan keuntungan, dan melakukan
prediksi keuntungan yang diharapkan melalui penentuan
1.
harga jual persatuan,
2.
produksi minimal,
3.
pendesainan produk, dan lainnya
Dalam
penentuan titik impas perlu diketahui terlebih dulu hal-hal dibawah ini
agar titik impas dapat ditentukan dengan tepat, yaitu:
1.
Tingkat laba yang ingin dicapai dalam suatu
periode
2.
Kapasitas produksi yang tersedia, atau yang
mungkin dapat ditingkatkan
3.
Besarnya biaya yang harus dikeluarkan,
mencakup biaya tetap maupun biaya variable.
4.5 . Analisis
sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah ilmu
yang mempelajari tentang bagaimana ketidakpastian dalam model atau sistem
matematika dapat di bagi ke berbagai sumber ketidakpastian dalam inputnya. Atau
bisa disebut juga penelitian tentang kemungkinan perubahan dan kesalahan
potensial dan pengaruh terhadap kesimpulan yang di tarik dari model analisis
sensitivitas, analisis sensitivitas bisa dilakukan dengan mudah karena mudah di
mengerti. Ini mungkin teknik yang paling berguna dan paling banyak digunakan
untuk peneliti yang ingin mendukung pengambilan keputusan.
4.6 . Analisis Sebuah Usulan
Investasi Proyek
Analisis Usulan Investasi Proyek adalah analisis yang
memperhatikan dasar dasar dan terminologi sebuah investasi sebelum menjalankan
sebuah proyek. Analisis ini memperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan
investasi. Tidak hanya keuntungan dan kerugian saja, namun pengeluaran dan
pendapatan serta faktor faktor yang mempengaruhi sebuah investasi
diperhitungkan secara matang agar meminimalisir angka kerugian. Dalam sebuah
investasi proyek tentunya yang diharapkan adalah hasil yang sepadan dengan
biaya yang dikeluarkan. Namun, seringkali perhitungan yang kurang matang
menyebabkan hasil yang kurang memuaskan karena aliran kas yang tidak sesuai.
Maka dari itu, dalam menaksir aliran kas ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan
:
a. Aliran Kas Versus Keuntungan Investasi
Fokus dari manajemen keuangan dan analisis
investasi adalah kas, bukannya keuntungan investasi. Keuntunga investasi tidak
selalu berarti aliran kas. sebagai contoh penjualan sebagian barangkali merupakan
kredit, sehingga belum ada kas yang masuk. Item biaya tertentu seperti
depresiasi, juga tidak melibatkan kas. dalam perhitungan depresiasi, tidak ada
aliran kas yang berpindah tangan.
b. Incremental
Cash Flow
Aliran kas yang akan kita perhitungkan adalah
aliran kas yang muncul karena keputusan menjalankan investasi yang sedang di
pertimbangkan. Aliran kas yang tidak relevan tidak akan masukn dalam analisis.
Aliran kas yang relevan tersebut sering diberi nama sebagai incremental
cash flow.
c. Fokus
pada Keputusan Investasi
Dalam analisis investasi, fokus kita adalah
ada pada aliran kas yang di hasilkan melalui keputusan investasi. Aliran kas
hasil dari keputusan pendanaan harus di hilakna dari analisis. Alasan lainnya
adalah keputusan pendanaan masuk ke dalam perhitungan tingkat discount
rate yang di pakai (WACC atau weighted average cost of capital).
Jika bunga juga dimasukkan ke dalam perhitungan aliran kas (sebagai pengurang
aliran masuk), maka akan terjadi proses double counting. Perhitungan
aliran kas yang mengeluarkan efek bunga (pendanaan) adalah:
Aliran kas = Laba bersih + Depresiasi +
{(1-tingkat pajak) x bunga}
4.7
. Estimasi optimis
pesimistis
Optimis dan Pesimis merupakan suatu
hal yang berkaitan dengan sikap seseorang yang cenderung menonjolkan
kepribadian. Dalam hal ini, sikap seseorang diuji ketika dihadapkan pada suatu
hal yang ber-risiko, contohnya dalam pengambilan keputusan dan hasil dari
sebuah proyek. Tentunya manusia akan berpikir secara optimis dan pesimis,
optimis menunjukan bahwa mereka yakin akan suatu hal yang akan terwujud secara
nyata. Sedangkan pesimis adalah sikap seseorang yang cenderung tidak yakin
ketika dihadapkan dengan suatu hal, hal ini mungkin diakibatkan dengan trauma
terhadap sesuatu yang membuat dirinya menjadi kurang percaya diri atas apa yang
dijalaninya. Namun, kedua sikap ini harus diimbangi karena jika sesuatu yang
dijalaninya berlebihan maka akan berdampak buruk.
4.8
. Tingkat MARR yang
mempertimbangkan resiko
Jika sumber biaya investasi adalah dana pinjaman,
maka penentuan MARR harus mempertimbangkan faktor biaya modal (tingkat
suku bunga pinjaman ditambah dengan faktor-faktor resiko investasi).
Karena return dari investasi yang dilakukan minimal harus menutupi biaya
modal yang digunakan. Selain itu jumlah uang yang tersedia, dan sumber
biaya dari mana dana tersebut diadakan (equity atau debt financing) perlu
dipertimbangkan.
4.9 . Penurunan
umur proyek
Proyek merupakan suatu rangkaian aktivitas yang
dapat direncanakan, yang di dalamnya menggunakan sumber-sumber (inputs)
misalnya uang dan tenaga kerja, untuk mendapatkan manfaat (benefits) atau hasil
(return) di masa yang akan datang. Aktivitas semacam ini mempunyai saat mulai
(starting point) dan saat berakhir (ending point).
Tujuan proyek adalah hasil-hasil yang diharapkan
akan dicapai oleh proyek dan program pembangunan. Tujuan ini dapat disusun
secara bertingkat (hierarki) menjadi dua tahap atau lebih, misalnya tujuan
jangka pendek, tujuan jangka menengah, dan jangka panjang, atau dari suatu
tujuan yang lebih rendah tingkatannya menuju suatu tujuan yang lebih tinggi
tingkatannya, dan seterusnya.
Namun, suatu proyek dapat dikatakan mengalami
penurunan umur apabila suatu proyek tersebut mengalami waktu yang cukup lama
untuk dikerjakan. Hal ini berkaitan dengan faktor yang didasari untuk membangun
sebuah proyek seperti investasi, arus kas, dan sebagainya. Ketika proyek
mengalami penurunan umur, hal yang mungkin terjadi adalah tidak adanya
keuntungan/bennefit dalam jangka waktu tertentu, sehingga proyek tersebut
mengalami kerugian yang menyebabkan penurunan umur dan bisa dikatan proyek
tersebut gagal. Ketika proyek tersebut gagal, maka yang akan terjadi adalah
kerugian yang berjangka panjang karena dana yang dikeluarkan tidak sebanding
dengan pendapatan yang diraih.
Bab 5. Analisis Penggantian
Sebuah
keputusan yang seringkali dihadapi oleh perusahaan maupun organisasi pemerintah
adalah apakah aset yang ada saat ini harus dihentikan dari penggunaannya,
diteruskan setelah dilakukan perbaikan, atau diganti dengan aset baru. Oleh
karena itu, masalah penggantian (replacement problem) memerlukan analisis
ekonomi teknik yang sangat hati-hati agar dapat diperoleh informasi yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan logis yang selanjutnya dapat memperbaiki
efisiensi operasi serta posisi persaingan perusahaan.
5.1 . Alasan Alasan Analisis Penggantian
1. Kerusakan
(pemburukan) fisik : adalah perubahan yang terjadi pada kondisi fisik aset.
Biasanya, penggunaan berlanjut (penuaan) akan menyebabkan pengoperasian sebuah
aset menjadi kurang efisien.
2. Keperluan
perubahan : aset modal (capital aset) digunakan untuk memproduksi barang dan
jasa yang dapat memenuhi keinginan manusia. -> kategori lain dari keusangan
(obsolescence)
3. Teknologi
: Dampak perubahan teknologi terhadap berbagai jenis aset akan berbeda-beda.
Contoh : peralatan manufaktur terotomatisasi. -> kategori lain dari
keusangan (obsolescence)
4. Pendanaan
: Faktor keuangan melibatkan perubahan peluang ekonomi eksternal terhadap
operasi fisik atau penggunaan aset dan akan melibatkan pertimbangan pajak.
Contoh : menyewa (mengontrak) aset mungkin akan lebih menarik daripada memiliki
aset tersebut. -> dapat dianggap sebagai bentuk keusangan (obsolescence)
5.2 . Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam
analisis penggantian
1. Kesalahan estimasi masa lalu
Setiap kesalahan estimasi yang
dibuat pada analisis sebelumnya terhadap aset lama tidaklah relevan (kecuali
terdapat implikasi pajak penghasilan). Contoh : ketika nilai buku (BV) sebuah
aset lebih besar daripada nilai pasar (MV) masa sekarangnya, perbedaannya
seringkali dianggap sebagai sebuah kesalahan estimasi. ‘Kesalahan’ tersebut
juga timbul ketika kapasitas tidak lagi mencukupi, biaya pemeliharaan lebih
tinggi dari yang diantipasi dst.
2. Perangkap Sunk Cost (Biaya
Tertanam)
Jika pajak dilibatkan, kita harus
memasukkan sunk cost ke dalam analisis ekonomi teknik. Kesalahan serius dapat
terjadi dalam praktek jika sunk cost ditangani secara tidak tepat dalam.
Sunk cost (yaitu MV-BV<0)
berkaitan dengan mempertahankan aset lama tidak harus ditambahkan pada harga
pembelian alternatif terbaik yang ada. Kesalahan ini akan menghasilkan hasil
akhir yang tidak tepat yang menguntungkan alternatif mempertahankan aset lama.
3. Nilai investasi aset lama dan
pandangan pihak luar (outsider viewpoint)
“Titik pandang pihak luar (outsider
viewpoint)” untuk memperkirakan jumlah investasi aset lama (defender). Outsider
Viewpoint adalah perspektif pihak ketiga yang netral dalam menetapkan MV sebuah
aset bekas secara wajar (fair). Titik pandang ini mendorong analis untuk
memfokuskan pada arus kas saat ini dan masa datang, sehingga menghindari godaan
untuk memikirkan biaya masa lalu.
MV saat ini yang dapat dicapai
(dimodifikasi oleh pengaruh pajak penghasilan) adalah jumlah investasi yang
tepat untuk ditetapkan terhadap aset yang ada saat ini dalam analisis
penggantian. Salah satu cara membenarkan hal ini adalah dengan menggunakan
biaya peluang (opportunity cost) atau prinsip peluang yang hilang (opportunity
forgone principle). Artinya, jika diputuskan untuk tetap mempertahankan aset
yang ada saat ini, kita melepaskan peluang untuk memperoleh MV neto yang dapat
dicapai pada waktu tersebut. Jadi, hal ini menggambarkan opportunity cost
mempertahankan aset lama (defender).
Jika terdapat pengeluaran investasi
baru, misalnya untuk pemeriksaan dan perbaikan aset lama sehingga dapat
bersaing dengan penantang (aset pengganti), maka dalam analisis penggantian,
pengeluaran ini harus ditambahkan pada MV yang dapat dicapai saat ini untuk
menentukan investasi total aset lama.
Ketika menggunakan outsider
viewpoint, total investasi aset lama adalah opportunity cost dari tidak menjual
aset yang ada saat ini untuk memperoleh MV-nya, plus biaya memperbaikinya
sehingga dapat bersaing dengan penantang terbaik (semua aset baru yang layak
dipertimbangkan).
MV aset lama tidak harus dikurangi
dari harga pembelian aset pengganti ketika menggunakan outsider viewpoint untuk
menganalisis masalah penggantian. Kesalahan ini akan menggandakan MV aset lama
dan membiaskan perbandingan yang menguntungkan aset pengganti.
5.3 . Masalah Penggantian yang Khas
Contoh dibawah ini
diselesaikan dengan metode berbasis sebelum pajak. Setelah itu dilakukan
analisis dengan metode berbasis setelah pajak dengan menggunakan sistem
penyusutan umum (GDS) MACRS untuk pompa baru (penantang). Sedangkan penyusutan
pompa lama dilanjutkan berdasarkan sistem penyusutan alternatif (ADS) MACRS,
yang dipilih pada saat aset tersebut mulai digunakan. Kedua analisis
menggunakan Outsider viewpoint untuk
menentukan investasi dalam pompa lama jika tidak diganti dengan pompa baru.
5.4 . Alur Keputusan Penggantian
yang Khas
5.5 . Menentukan Umur Ekonomi Aset
Baru & Lama
Sangat penting
mengetahui umur ekonomi, EUAC minimum dan total biaya tahun demi tahun atau
biaya tambahan untuk aset baru maupun aset lama sehingga keduanya dapat
dibandingkan berdasarkan evaluasi terhadap umur ekonomi dan biaya yang paling
hemat keduanya.
Untuk sebuah aset baru, umur ekonominya dapat
dihitung jika investasi modal,biaya tahunan dan nilai pasar per tahun diketahui
atau dapat diestimasi.
1.
Analisis
sebelum pajak
PWk (i%) = I
– MVk (P/F,i%,k) + SEj
(P/F,i%,j)
TCk (i%) =
MVk-1 – MVk + iMVk-1 + Ek
2.
Analisis
setelah pajak
PWk (i%) = I + S[(1-t)Ej
– tdj ](P/F,i%,j)-[(1-t)MVk + t(BVk
)](P/F,i%,k)
Melalui perhitungan ini akan diketahui PW dari ATCF
tahun k, PWk, berdasarkan analisis setelah pajak dengan :
1. menambahkan investasi modal awal (PW besarnya
investasi jika terjadi setelah waktu nol) dan jumlah PW setelah pajak dari
biaya tahunan sampai tahun k, termasuk penyesuaian jumlah penyusutan tahunan
(d)
2. Menyesuaikan total PW biaya setelah pajak dengan
keuntungan atau kerugian setelah pajak dari pembuangan aset pada akhir tahun k.
Total biaya marginal
setelah pajak pada setiap tahun k :
TCk (i%) =
(1-t)(MVk-1 – MVk + iMVk-1 + Ek) +
i(t)(BVk-1)
5.6 .
Perbandingan aset lama dengan yang baru
Situasi ketiga terjadi
ketika masa manfaat aset pengganti terbaik dan aset lama diketahui, atau dapat
diestimasi, namun tidak memiliki nilai yang sama.
Ketika asumsi berulangan (repeatability) tidak dapat diterapkan, asumsi berakhir bersamaan (coterminated) dapat digunakan; asumsi
ini menggunakan periode studi terbatas untuk semua alternatif. Jika pengaruh
inflasi akan dilibatkan dalam analisis penggantian, dianjurkan untuk
menggunakan asumsi coterminated.
5.7 . Penghentian tanpa penggantian
Jika biaya peluang
modal (opportunity cost of capital)
i% per tahun, apakah proyek tersebut harus dilakukan? Tahun kapankah paling
baik untuk membebaskan (abandon)
proyek jika kita memutuskan untuk melaksanakan proyek tersebut?
Untuk ini dapat diterapkan asumsi :
1. Setelah investasi modal dilaksanakan, perusahaan
akan menunda keputusan untuk membebaskan proyek sepanjang nilai ekuivalennya (equivalent worth) tidak menurun.
2. Proyek akan dihentikan pada waktunya yang paling
baik dan tidak akan dilakukan penggantian.
Menyelesaikan masalah pembebasan (abandonment) sama dengan menentukan umur
ekonomi sebuah aset. Namun dalam masalah pembebasan terdapat keuntungan tahunan
(arus kas masuk), sedangkan analisis umur ekonomi lebih didominasi oleh biaya
(arus kas keluar).
Dalam beberapa kasus,
manajemen memutuskan bahwa meskipun penggunaan utamanya akan dihentikan, namun
aset yang ada saat ini tidak akan diganti atau dihapus sama sekali dari
penggunaannya. Meskipun aset lama secara ekonomis tidak dapat bersaing lagi,
namun tetap akan diinginkan bahkan lebih ekonomis untuk tetap dipertahankan
sebagai cadangan atau untuk penggunaan yang berbeda. Biaya untuk mempertahankan
aset lama berdasarkan kondisi seperti itu akan cukup rendah, karena MVnya yang
lebih relatif rendah dan mungkin biaya tahunan yang juga rendah.
Aset pengganti terbaik
yang tersedia harus ditentukan. Kegagalan untuk melakukan hal ini
menggambarkan praktek engineering yang tidak dapat diterima.
Setiap kelebihan kapasitas, keterandalan,
fleksibilitas, keamanan dan seterusnya dari aset pengganti akan memiliki nilai
bagi pemilik dan harus diklaim sebagai keuntungan dalam nilai uang jika
estimasi dalam nilai uang dapat dilakukan. Jika sebaliknya, nilai ini akan
dianggap sebagai keuntungan yang bersifat nonmoneter.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar